TUGAS
JARINGAN KOMPUTER
PENOMORAN IP
Disusun oleh
Nama : Seprindo adi putra
NIM : 121051025
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI
AKPRIND YOGYAKARTA
2013
untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer
lainnya dibutuhkan suatu bahasa, yakni IP Address sedangakan Pembagian
kelas-kelas IP didasarakan pada dua hal, yakni network id dan host id dari
suatuIP address
1. Overview
Pengalamatan bertujuan bagaimana supaya data yang
dikirim sampai pada mesin yang sesuai (mesin tujuan) dan bagaimana hal tersebut
dapat dilakukan oleh operator dengan mudah. Untuk itu maka data dari suatu host
(komputer) harus dilewatkan ke jaringan menuju host tujuan, dan dalam komputer
tersebut data akan disampaikan ke user atau proses yang sesuai. TCP/IP
menggunakan tiga skema untuk tugas ini :
A.
Addressing
IP address yang mengidentifikasikan secara unik setiap
host di jaringan, sehingga dapat menjamin data dikirim ke alamat yang benar.
B.
Routing
Pengaturan gateway untuk mengirim data ke jaringan
dimana host tujuan berada.
C.
Multiplexing
Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data
pada modul software yang benar di dalam host.
Masing-masing
skema penting untuk pengiriman data antar dua aplikasi yang bekerjasama dalam
jaringan TCP/IP.
IP address berupa bilangan biner 32 bit dan ditulis
sebagai 4 urutan bilangan desimal yang dipisahkan dengan tanda titik. Format
penulisan IP adalah : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx, dengan x adalah
bilangan biner 0 atau 1. Dalam implementasinya IP address ditulis dalam
bilangan desimal dengan bobot antara 0 – 255 (nilai desimal mungkin untuk 1
byte). IP address terdiri dari bagian jaringan dan bagian host, tapi format
dari bagian-bagian ini tidak sama untuk setiap IP address.
Jumlah bit alamat yang digunakan untuk
mengidentifikasi jaringan, dan bilangan yang digunakan untuk mengidentifikasi
host berbeda-beda tergantung kelas alamat yang digunakan. Ada tiga kelas alamat
utama, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C. Dengan memeriksa beberapa bit
pertama dari suatu alamat , software IP bisa dengan cepat membedakan kelas
address dan strukturnya.
Berikut
ini diberikan aturan yang membedakan kelas IP address :
1.IP Address kelas A :
bit pertama dari IP address adalah 0
jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya : 0 – 127
hanya ada kurang dari 128 jaringan kelas A
setiap jaringan kelas A bisa mempunyai jutaan host
2.
IP Address kelas B :
bit pertama dari IP address adalah 10
jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya : 128 –
191
terdapat ribuan jaringan kelas B
setiap jaringan kelas B bisa mempunyai ribuan host
3.
IP Address kelas C :
bit pertama dari IP address adalah 110
jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya 192 – 223
terdapat jutaan jaringan kelas C
setiap jaringan kelas C hanya mempunyai kurang dari
254 host
4.
IP Address kelas D :
bit pertama dari IP address adalah 111
nomor jaringan dengan IP yang byte pertamanya lebih
dari 223 merupakan address yang dialokasikan untuk kepentingan
khusus.
Tidak semua alamat jaringan dan alamat
host dapat digunakan. Misalnya kita telah membicarakan bahwa alamat dengan desimal pertama
lebih dari 233 dialokasikan untuk kepentingan khusus. Dua alamat kelas A, 0 dan
127, juga dialokasikan untuk kepentingan khusus. Jaringan 0 menunjukkan route
default (digunakan untuk menyederhanakan aplikasi jaringan dengan membiarkan
host lokal dialamatkan dengan cara yang sama seperti remote-host digunakan
ketika mengkonfigurasi host) dan jaringan 127 sebagai loopback-address. Selain
itu juga ada beberapa alamat host yang disediakan untuk kepentingan khusus ini,
misalnya 0 dan 255 dalam semua kelas jaringan. Sebuah IP address dengan semua
bit hostnya 0 menunjukkan jaringannya sendiri, misalnya 26.0.0.0 menunjukkan
jaringan 26 dan 128.66.0.0 menunjukkan jaringan 128.66. Alamat dalam bentuk ini
digunakan dalam tabel routing untuk menunjukkan seluruh jaringan. IP address
dengan semua bit host diset satu adalah broadcast address. Suatu alamat
broadcast digunakan untuk alamat setiap host dalam jaringan secara simultan.
Alamat broadcast untuk jaringan 128.66 adalah 128.66.255.255.
2. Supernetting
Ada dua masalah yang saling berkaitan, antara
pemberian suatu kelas alamat pada suatu lembaga. Pertama kelas alamat yang
diberikan lebih kecil daripada jumlah host yang akan dihubungkan. Dan yang
kedua sebaliknya, kelas alamat yang lebih besar dari host yang akan saling
dihubungkan. Supernetting berkaitan dengan metode untuk memanipulasi alokasi
alamat yang terbatas sedemikian sehingga semua host yang tersedia dapat
dihubungkan ke jaringan. Jadi supernetting adalah menggunakan bit mask alamat asal
untuk membuat jaringan yang lebih besar.
3. Subnetting
Masalah kedua yang berkaitan dengan bagaimana membuat
suatu alokasi alamat lebih efisien, bila ternyata host yang akan kita hubungkan
ke jaringan lebih kecil daripada alokasi alamat yang kita punyai. Yang jelas
dengan menggunakan metoda subnetting, bit host IP address direduksi untuk
subnet ini. Sebagai contoh, subnet mask diasosiasikan dengan alamat kelas B
standart adalah 255.255.0.0. Subnet mask digunakan dengan memperluas bagian
jaringan dari suatu alamat kelas B dengan byte tambahan. Misalnya sub mask
255.255.255.0 berarti dua byte pertama mendefinisikan jaringan kelas B, byte
ketiga menunjukkan alamat subnet, dan yang keempat baru menunjuk pada host pada
subnet yang bersangkutan. Masking yang byte-oriented lebih mudah dibaca dan
diartikan, tapi sebenarnya subnet masking bersifat bit-oriented, jadi misalnya
seseorang bisa saja membuat sub-mask 255.255.255.192.
IP Address
|
Subnetmask
|
Interpretasi
|
128.88.10.1
|
255.255.255.0
|
Host 1 pada subnet 128.66.12.0
|
130.97.16.132
|
255.255.255.192
|
Host 4 pada subnet 130.97.16.128
|
192.178.16.66
|
255.255.255.192
|
Host 2 pada subnet 192.178.16.64
|
132.90.132.5
|
255.255.240.0
|
Host 4.5 pada subnet 132.90.128.0
|
18.20.16.91
|
255.255.0.0
|
Host 16.91 pada subnet 18.20.0.0
|
Tabel dibawah ini mengilustrasi efek dari subnet-mask terhadap
bermacam-macam alamat jaringan :
TUGAS
JARINGAN KOMPUTER
PENOMORAN IP
![]() |
Disusun
oleh:
Nama : Seprindo adi putra
NIM : 121051025
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI
AKPRIND YOGYAKARTA
2013